Gunung amat bersahabat dengan kita
Bukankah kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan gunung-gunung sebagai pasak?, dan kami jadikan kamu berpasang-pasangan?, dan kami jadikan tidurmu untuk istirahat?, dan kami jadikan malam sebagi pakaian?”. Q.S An Naba 7-10.
Nasib mujur menghinggapi Briyan Prima, bocah usia setahun dari Glagaharjo, Cangkringan Sleman itu selamat dari kepungan awan panas setelah dilempar secara estafet oleh bapak, ibu dan neneknya. Pada hari jumat sekitar pukul 00.15, mereka dikagetkan suara gemuruh disertai suhu panas. Tidak lama kemudian, lampu padam. Saat itulah semua terbangun. Begitu bangun sudah gelap, Di dalam rumah sudah kemasukan udara panas, sementara di luar hujan abu, pasir, kerikil dan lumpur. Sementara di pelataran rumah sudah terdapat pasir panas.
“Kami sulit mencari pintu keluar, kami kebingungan, panik, tapi kami tetap berusaha untuk menyelamatkan diri,” kenang, Sri Yamtini ibu Briyan. Setelah itu, mereka berunding supaya bisa menggapai jalan untuk bisa melaju ke luar. Namun tidak mudah bagi mereka untuk sampai di jalan. Apalagi mereka harus menyelamatkan bayinya. Berkat tekad dan lindungan Tuhan, satu keluarga ini bisa selamat. Anaknya yang masih berumur satu tahun, bisa terselamatkan setelah dilempar secara estafet. Ibunya, ayahnya dan neneknya. “Ya ini mungkin juga karena ada campur tangan Tuhan, sehingga kami bisa terselamatkan, dan diberi hidup hingga hari ini. Utamanya, anak saya Briyan,” tuturnya bersyukur. Radar jogja 8/11/10
Alangkah lemahnya manusia ini jika harus berhadapan dengan kekuatan dan kekuasaan Allah SWT. Badan yang kekar, fisik yang prima, ternyata semua itu tidaklah berarti jika dibanding dengan kekuatan Allah SWT, Semestinya dari peristiwa ini kita semua (baik yang mendapat musibah ataupun yang belum terkena musibah harus bisa mengaca, jika seorang bayi saja yang secara logika tidak akan bisa selamat dari kepungan Lumpur panas ternyata Allah SWT memberi perlindungan baginya dan seluruh keluarganya bisa selamat, begitu pula dengan musibah, jika Allah menghendaki maka tidak ada seorangpun yang bisa menghalaunya. Allah SWT berfirman “ Dan jika Allah SWT menimpahkan musibah kepadamu tidak ada yang dapat menghilangkanya kecuali Dia, Dan jika Allah mendatangkan kebaikan kepadamu, Maka Dia (Allah) Maha Kuasa atas segala sesuatu”. Q.S Al An’am ayat 17
Persahabatan dengan gunung.
Sebagaimana yang telah difirmankan Allah SWT dalam surat Annaba’ diatas bahwasanya Allah SWT menciptakan, menghamparkan bumi ini disertai pasak yang bisa menjaga kesetabilanya, pasak itu secara fisik tiada lain adalah gunung-gunung, justru keberadaan gunung itu pada hakekatnya adalah bersahabat dengan manusia dan memberikan perlindungan kedamaian dan keamanan bumi ini, apabila didapati gunung itu tidak bersahabat dengan manusia bukan berarti gunung itu bisa marah atau perlu sesaji yang banyak kita jumpai (seperti yang dilakukan banyak orang seperti memotong kerbau dan kepalanya dilempar ke sungai/dipendam, karena ini adalah bahagian dari perbuatan yang mengantarkan kesyirikan, naudzu billah),
Secara filosofi jika tenda yang kita dirikan tidak imbang dengan pasaknya atau pasaknya kurang banyak dibanding bebanya, maka dapat dipastikan tenda itu tidak lama akan roboh atau bahkan merobohi mereka yang mendirikan tenda, semua itu adalah karena kecerobohan mereka sendiri yang mendirikan tenda dan tidak mengukur dengan kekuatan pasaknya atau sedikit banyak pasak itu sendiri, sehingga tenda yang tadinya diharapkan untuk bisa berteduh malah sebaliknya membawa musibah, Kejadian gunung merapi yang memakan banyak korban semestinya dengan logika yang sehat dan berwawasan tinggi berarti beban bumi sekarang ini sudah tidaklah seimbang dengan kekuatan pasak-pasak bumi (gunung-gunung yang telah diciptakan Allah SWT.
Apa sebab dan solusinya jika gunung itu sudah tidak bersahabat?
1. Barangkali ulah dan kecerobohan manusia yang senang menggunduli hutan serta hanya mengambil manfaat kayunya semata mereka tidak memikirkan efek dari itu semua, sehingga pasak-pasak tersebut tidak sekokoh seperti apa yang telah diciptakan dan difungsikan, fungsi gunung itu sendiri sudah keluar dari relnya hingga pada ahirnya laksana kereta yang keluar dari relnya dan dengan tidak adanya keseimbangan akan ada kerusakan dimuka bumi. Allah SWT berfirman “Telah tampak kerusakan didarat dan dilaut disebabkan karena perbuatan tangan-tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali kejalan yang benar“.Q.S. Ar Rum ayat 41
2. Beban yang dipikul gunung itu terlalu berat, sehingga perlu adanya pasak-pasak tambahan sebagai
penyanggah untuk memperkokoh bumi ini. Diantara pasak non fisik (pasak tambahan yang harus dibuat oleh manusia adalah)
2.1 Perhatian terhadap yang lemah
Perhatian terhadap yang lemah ini berarti kita berusaha memposisikan mereka secara wajar layaknya manusia yang berdaya, baik sikap kita, keputusan kita, bahkan perasaan kita haruslah sama, karena mereka itu juga mahluk Allah SWT yang harus dihargai, memang kadang kala kemiskinan mengantarkan seseorang dihana den disepelekan. Sebagaimana yang terjadi pada zaman rosulullah SAW tetkala dua sahabat yang hidup berdampingan, karena latar belakang ekonomi yang tidak sama, mengantarkan sikaya selalu menghina tetangganya yang miskin hingga pada ahirnya tetkala salah satu buah pohon kurma jatuh kepekarangan tetangga dan dimakan anak kecil, malah sikaya dengan sombongnya mengumpat dan mencaci maki keberadaan tetangga yang miskin, sampai-sampai rosulullah tidak kuasa melerainya (lihat asbabun Nuzul surat Al Lail 5-7).
Perlu disadari bagi kita semua bahwa Allah SWT menciptakan semua mahluk yang ada dimuka bumi ini tidaklah sia-sia (“…Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia, Maha Suci Engkau, Lindungilah kami dari adzab neraka”. Q.S Ali Imron 191). Termasuk Allah menciptakan hambanya yang kaya dan yang miskin, dihadapan-Nya adalah sama justru yang membedakan adalah kadar keimanan yang tertanam dalam dada mereka. Bahkan bisa jadi rizki diturunkan Allah pada suatu daerah itu dikarenakan adanya orang-orang lemah yang membutuhkan bantuan dan mereka menjaga dirinya dari meminta-minta, Rosulullah SAW bersabda “Tidakkah kalian diberikan Allah rizki dikarenakan keberadaan orang-orang yang lemah diantara kalian.” Jika solidaritas sudah tidak ada diantara sesama, dan yang kaya bisa mengendalikan segala-galanya karena kekayaanya. Maka bisa dipastikan satu pasak bumi Allah telah terlepas, dan kekuatan bumi ini secara otomatis berkurang.
Bersambung…!
Diambil dari bulettin jum'at Al I'tishom ed. 321 Dzulhijjah 1431H
Nasib mujur menghinggapi Briyan Prima, bocah usia setahun dari Glagaharjo, Cangkringan Sleman itu selamat dari kepungan awan panas setelah dilempar secara estafet oleh bapak, ibu dan neneknya. Pada hari jumat sekitar pukul 00.15, mereka dikagetkan suara gemuruh disertai suhu panas. Tidak lama kemudian, lampu padam. Saat itulah semua terbangun. Begitu bangun sudah gelap, Di dalam rumah sudah kemasukan udara panas, sementara di luar hujan abu, pasir, kerikil dan lumpur. Sementara di pelataran rumah sudah terdapat pasir panas.
“Kami sulit mencari pintu keluar, kami kebingungan, panik, tapi kami tetap berusaha untuk menyelamatkan diri,” kenang, Sri Yamtini ibu Briyan. Setelah itu, mereka berunding supaya bisa menggapai jalan untuk bisa melaju ke luar. Namun tidak mudah bagi mereka untuk sampai di jalan. Apalagi mereka harus menyelamatkan bayinya. Berkat tekad dan lindungan Tuhan, satu keluarga ini bisa selamat. Anaknya yang masih berumur satu tahun, bisa terselamatkan setelah dilempar secara estafet. Ibunya, ayahnya dan neneknya. “Ya ini mungkin juga karena ada campur tangan Tuhan, sehingga kami bisa terselamatkan, dan diberi hidup hingga hari ini. Utamanya, anak saya Briyan,” tuturnya bersyukur. Radar jogja 8/11/10
Alangkah lemahnya manusia ini jika harus berhadapan dengan kekuatan dan kekuasaan Allah SWT. Badan yang kekar, fisik yang prima, ternyata semua itu tidaklah berarti jika dibanding dengan kekuatan Allah SWT, Semestinya dari peristiwa ini kita semua (baik yang mendapat musibah ataupun yang belum terkena musibah harus bisa mengaca, jika seorang bayi saja yang secara logika tidak akan bisa selamat dari kepungan Lumpur panas ternyata Allah SWT memberi perlindungan baginya dan seluruh keluarganya bisa selamat, begitu pula dengan musibah, jika Allah menghendaki maka tidak ada seorangpun yang bisa menghalaunya. Allah SWT berfirman “ Dan jika Allah SWT menimpahkan musibah kepadamu tidak ada yang dapat menghilangkanya kecuali Dia, Dan jika Allah mendatangkan kebaikan kepadamu, Maka Dia (Allah) Maha Kuasa atas segala sesuatu”. Q.S Al An’am ayat 17
Persahabatan dengan gunung.
Sebagaimana yang telah difirmankan Allah SWT dalam surat Annaba’ diatas bahwasanya Allah SWT menciptakan, menghamparkan bumi ini disertai pasak yang bisa menjaga kesetabilanya, pasak itu secara fisik tiada lain adalah gunung-gunung, justru keberadaan gunung itu pada hakekatnya adalah bersahabat dengan manusia dan memberikan perlindungan kedamaian dan keamanan bumi ini, apabila didapati gunung itu tidak bersahabat dengan manusia bukan berarti gunung itu bisa marah atau perlu sesaji yang banyak kita jumpai (seperti yang dilakukan banyak orang seperti memotong kerbau dan kepalanya dilempar ke sungai/dipendam, karena ini adalah bahagian dari perbuatan yang mengantarkan kesyirikan, naudzu billah),
Secara filosofi jika tenda yang kita dirikan tidak imbang dengan pasaknya atau pasaknya kurang banyak dibanding bebanya, maka dapat dipastikan tenda itu tidak lama akan roboh atau bahkan merobohi mereka yang mendirikan tenda, semua itu adalah karena kecerobohan mereka sendiri yang mendirikan tenda dan tidak mengukur dengan kekuatan pasaknya atau sedikit banyak pasak itu sendiri, sehingga tenda yang tadinya diharapkan untuk bisa berteduh malah sebaliknya membawa musibah, Kejadian gunung merapi yang memakan banyak korban semestinya dengan logika yang sehat dan berwawasan tinggi berarti beban bumi sekarang ini sudah tidaklah seimbang dengan kekuatan pasak-pasak bumi (gunung-gunung yang telah diciptakan Allah SWT.
Apa sebab dan solusinya jika gunung itu sudah tidak bersahabat?
1. Barangkali ulah dan kecerobohan manusia yang senang menggunduli hutan serta hanya mengambil manfaat kayunya semata mereka tidak memikirkan efek dari itu semua, sehingga pasak-pasak tersebut tidak sekokoh seperti apa yang telah diciptakan dan difungsikan, fungsi gunung itu sendiri sudah keluar dari relnya hingga pada ahirnya laksana kereta yang keluar dari relnya dan dengan tidak adanya keseimbangan akan ada kerusakan dimuka bumi. Allah SWT berfirman “Telah tampak kerusakan didarat dan dilaut disebabkan karena perbuatan tangan-tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali kejalan yang benar“.Q.S. Ar Rum ayat 41
2. Beban yang dipikul gunung itu terlalu berat, sehingga perlu adanya pasak-pasak tambahan sebagai
penyanggah untuk memperkokoh bumi ini. Diantara pasak non fisik (pasak tambahan yang harus dibuat oleh manusia adalah)
2.1 Perhatian terhadap yang lemah
Perhatian terhadap yang lemah ini berarti kita berusaha memposisikan mereka secara wajar layaknya manusia yang berdaya, baik sikap kita, keputusan kita, bahkan perasaan kita haruslah sama, karena mereka itu juga mahluk Allah SWT yang harus dihargai, memang kadang kala kemiskinan mengantarkan seseorang dihana den disepelekan. Sebagaimana yang terjadi pada zaman rosulullah SAW tetkala dua sahabat yang hidup berdampingan, karena latar belakang ekonomi yang tidak sama, mengantarkan sikaya selalu menghina tetangganya yang miskin hingga pada ahirnya tetkala salah satu buah pohon kurma jatuh kepekarangan tetangga dan dimakan anak kecil, malah sikaya dengan sombongnya mengumpat dan mencaci maki keberadaan tetangga yang miskin, sampai-sampai rosulullah tidak kuasa melerainya (lihat asbabun Nuzul surat Al Lail 5-7).
Perlu disadari bagi kita semua bahwa Allah SWT menciptakan semua mahluk yang ada dimuka bumi ini tidaklah sia-sia (“…Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia, Maha Suci Engkau, Lindungilah kami dari adzab neraka”. Q.S Ali Imron 191). Termasuk Allah menciptakan hambanya yang kaya dan yang miskin, dihadapan-Nya adalah sama justru yang membedakan adalah kadar keimanan yang tertanam dalam dada mereka. Bahkan bisa jadi rizki diturunkan Allah pada suatu daerah itu dikarenakan adanya orang-orang lemah yang membutuhkan bantuan dan mereka menjaga dirinya dari meminta-minta, Rosulullah SAW bersabda “Tidakkah kalian diberikan Allah rizki dikarenakan keberadaan orang-orang yang lemah diantara kalian.” Jika solidaritas sudah tidak ada diantara sesama, dan yang kaya bisa mengendalikan segala-galanya karena kekayaanya. Maka bisa dipastikan satu pasak bumi Allah telah terlepas, dan kekuatan bumi ini secara otomatis berkurang.
Bersambung…!
Diambil dari bulettin jum'at Al I'tishom ed. 321 Dzulhijjah 1431H
Comments
Post a Comment
Please Don't make SPAM HERE !