Dampak memutus silaturrahmi
”Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun dan berbuat baiklah kepada kedua orang ibu-bapa, karib-kerabat, tetangga dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu, sungguh Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri”. Q.S An Nisa’ 36
Islam begitu menghargai hubungan sanak famili (Rahim) yang mengikat manusia satu sama lain melalui hubungan nasab atau kerabat, yang mana penghargaan itu tidak pernah dikenal dan didengungkan dalam agama lain, aturan atau syariaat apapun selain agama islam. Islam mewasiatkan dan mendorong agar hubungan sanak famili disambung serta memberikan ancaman atas orang yang memutusnya. Sebagaimana yang Allah SWT berfirman ”Dan takutlah kalian kepada Allah SWT yang dengan mempergunakan dan menyebut (nama-Nya) kamu saling meminta satu sama lain dan (Peliharalah) hubungan silaturrahin”. Q.S. An Nisa’ 1
Dalam diri seorang muslim yang cerdas dan terbina, hendaknya mengerti atas keunggulan dan posisi penting masalah Rahim (kekerabatan) yang cukup banyak dibuktikan dengan banyaknya ayat yang memerintahkan agar ia (Kekerabatan) dijalin dan dibina secara baik setelah rukun iman dan berbuat baik (Ihsan) kepada kedua orang tua. Hal tersebut bisa dilihat Q.S. Al Isra’ ayat 24, 26, dan An Nisa’ ayat 36 serta banyaknya hadits yang mendorong hal tersebut sebaimana yang diriwayatkan dari Imam Ayyub Al Anshori RA bahwasanya seseorang telah bertanya ”Wahai rosulullah, berikan kabar kepada saya akan amal perbuatan yang bisa memasukan saya kedalam surga ”. Nabi SAW bersabda ”Sembahlah Allah SWT dengan tidak mempersekutukan dengan sesuatupun, dirikanlah sholat, tunaikan zakat serta sambunglah sanak kerabat (rahim)”. Muttafaq Alaihi.
.
Manfaat silaturrahmi
1. Mendapat naungan rahmat dan kelembutan Allah SWT. Rosulullah SAW bersabda ”Sesungguhnya Rahim adalah bagian (cabang) dari Ar Rahman, kemudian ia berkata ”Yaa Robb, sesungguhnya saya didzalimi, Yaa Robb sesungguhnya saya telah diputuskan......Allah SWT lalu menjawab ”tidakkah kamu rela bahwa Aku akan memutus orang yang telah memutusmu, dan Aku akan menyambung orang yang telah menyambungmu” H.R. Bukhori dalam Al Adab Al Mufrod.
2. Mendapat berkah dalam rizki dan berkah dalam umur, menambah dan menjadikan hartanya berkembang serta memanjangkan umurnya sebagaimana yang telah disabdakan ”Barang siapa yang suka dilapangkan rizki dan dipanjangkan umurnya maka hendaknya ia menyambung sanak famili” H.R. Muttafaq Alaihi. Dalam hadits yang lain disebutkan ”Pelajarilah dari nasab-nasab kalian apa yang bisa kalian gunakan untuk menyambung sanak famili kalian, sebab menyambung sanak famili adalah kecintaan dalam keluarga, meningkatkan harta benda, dan memanjangkan umur”. H.R. Tirmidzi.
3. Akan dimudahkan tetkala sakarotul maut menjemputnya ”Dari Ibnu Umar RA beliau berkata barang siapa yang bertaqwa terhadap Tuhannya, dan menyambung sanak kerabatnya maka akan diberikan kedamaian tetkala ajal menjemputnya dan harta yang ditinggalkanya serta akan dicintai oleh keluarganya
Bahaya memutus silaturrahmi
1. Jauh dari rahmat Allah SWT. Sungguh Allah SWT mengagungkan urusan sanak famili ketika Dia menjadikannya sebagai bagian yang terkait erat dengan nama-Nya Ar Rahman tak ubahnya seperti jaringan syaraf-syaraf. Dia(Allah) begitu mengagungkanya sehingga menjadikanya penggalan dari namaNya sebagaimana tersebut dalam hadits ”Aku Ar Rohman (Maha pengasih) dan aku yang menciptakan Rahim dan mengeluarkanya dari namaKu, karena itu barang siapa yang menyambungnya maka Aku pasti menyambungnya dan barang siapa yang memutusnya maka Aku-pun pasti memutusnya”. H.R. Bukhori dalam Al Adab Al Mufrod
2. Memutus silaturrhmi adalah racun pada jamaah yang mengakibatkan rahmat dan kedamaian jamaah dicabut Allah SWT. Pada suatu hari Imam Abu Huroiroh RA berpidato didepan para jamaahnya yang sedang berkumpul mengikuti pengajianya ”Barag siapa diantara kalian yang hadir dimajlisku ini ada yang memutus silaturrahmi maka hendaklah ia keluar dari majlis ini”. Himbaun beliau ini rupaya tidak direspon jamaah. Kemudian beliau mengumumkan kedua kalinya, dan ternyata tetap tidak ada jamaah yang bangkit dari majlisnya. Setelah itu beliau mengumumkan yang ketiga kalinya, terlihat seorang laki-laki berdiri dari majlis dan berkata ”Wahai imam sesungguhnya aku punya saudara yang sudah aku putus selama dua tahun karena sesuatu hal”. Maka beliau memerintahkan laki-laki tersebut untuk menyambungnya kembali sambil menyitir suatu hadits”Sesungguhnya rahmat tidak akan turun kepada suatu kaum yang diantara mereka ada yang memutuskan tali silaturrahmi/sanak famili”. H.R. Baihaqi.
3. Turunya adzab didunia dengan segera. Rosulullah SAW bersabda ”Tidak ada sautu dosa yang layak untuk disegerakan sanksinya bagi pelakunya didunia ini beserta apa yang nanti ditangguhkan baginya diaherat dari pada memutus tali silaturrahmi
4. Mumutus silatur rahim juga merupakan penghalang dari masuk surga bagi siapa saja yang memutusnya, ia adalah sumber malapetaka dan bencana”Sungguh tidak akan masuk surga orang yang telah memutuskan sanak famili”. H.R. Muttafaq Alaihi.
Silaturrahim dalam kontek yang lebih luas
Sebetulnya menyambung sanak famili tidak hanya tumbuh dari prinsip zakat atau sedekah dalam arti luas berupa memberi hatra atau non material semata tetapi lebih dari itu bahwasanya manyambung sanak famili juga bisa berupa kunjungan yang bisa menguatkan unsur-unsur kekerabatan dan lebih luas lagi bisa terwujud dalam saling mengasihi, saling memberi pertolongan, mendahulukan orang lain, dan sikap obyektif, ia juga bisa berupa ucapan yang baik, pertemuan yang menyenangkan, wajah sumeringah penuh senyum dan lain sebagainya dari aneka ragam kebaikan yang bisa melahirkan rasa cinta dalam hati diri kita semua, dan bahkan nabi Muhammad SAW telah memeritahkan dalam bentuk menyambung silaturrahim yang sederhana dan sangat minim biayanya (tampa biaya) dengan sabda beliau ”Basahilah ikatan sanak famili kalian meskipun hanya dengan ucapan salam”. H.R. Bazzar
”Sedekah kepada orang miskin adalah bernilai sedekah yang punya keagungan, sedangkan sedakah kepada sanak famili adalah bernilai sedekah yang punya keagungan dan bernilai silaturrahim (menyambung sambung sanak famili) H.R. An Nasa’i dan At Tirmidzi.
Makna Lain Silaturrahmi
1. Silaturrahim dalam makna spesifik (khossoh) adalah ikatan antara sesama manusia dalam ikatan ilmu seperti dikatakan Imam Syafi’i RA ”ikatan ilmu adalah ikatan seperti ikatan nasab” dan dalam hadits yang lain ”Al Wala’ (jasa memerdekakan) adalah ikatan seperti ikatan nasab yang tidak bisa dijual dan dihibahkan. Maka pasti ilmu sebagai hal yangg paling utama yang dimanfaatkan oleh manusia dari orang lain yang harus betul-betul dijaga haknya untuk disambung dan diikat lebih kokoh, lebih kuat. Karena ilmu sumber keberuntugan dunia dan aherat. Sahabat Sufyan bin Uyainah mengatakan ”manusia tidaklah diberi sesuatu yang lebih utama didunianya melebihi Nubuwah dan setelah Nubuwah tidak ada yang lebih utama melebihi ilmu dan kefahaman”. Nabi SAW bersabda ”Ulama’ adalah pewaris para nabi, sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham tetapi mereka mewariskan ilmu maka barang siapa yang mengambilnya berarti ia telah mengambil bahagian yang sempurna” H.R. Bukhori dalam At Tarikh Al Kabir.
2. silaturrahim dalam makna universal (Aamah) adalah ikatan sesama manusia yang berupa ikatan iman yang menuntut haknya agar dijaga rasa saling mencintai karena Allah diantara mereka seperti dalam firmanya ”Sesungguhnya orang yang beriman itu adalah saudara ” Q.S. Al Hujurot 1 dan sabda rosulullah SAW ”perumpamaan orang yang beriman dalam memberikan kasih sayang adalah laksana tubuh yang jika ada satu anggota yang sakit maka seluruh tubuh ikut merasakanya dengan tidak bisa tidur dan panas” H.R. Muttafaq Alaihi. ”Jangan saling memutuskan, jangan saling berpaling, jangansaling membenci dan jangan saling iri hati, jadilah kalian bersaudara seperti Allah memerintahkan kepada kalian. H.R.Muslim ”Tidak sempurna iman seseorang sebelum mencintai saudaranya seperti ia mencinai dirinya sendiri” H.R. Muttafaq alaihi “Orang yang berbelas kasih akan dikasihi oleh Dzat Maha pengasih, kasih sayangilah yang dibumi niscaya yang dilangit akan mengasihi kalian”. H.R. Bukhori, Humaidi, Ahmad, Baihaqi, Abu Dawud, Tirmidzi dan Hakim.”kalian tidak akan beriman secara sempurna sehingga kalian saling mengasihi’ para sahabat bertanya ”Tidakkah kami semua saling mengasihi? Nabi menjawab sungguh bukanlah seperti kasih sayang salah seorang diantara kalian kepada temanya tatapi kasih sayang itu adalah kasih sayang kepada orang banyak” H.R. thobaroni. karena itulah rosulullah SAW menganjurkan agar ucapan salam disebar luaskan diantara sesama muslim dengan sabda beliau ”demi Dzat yang diriku dalam genggamanya kalian tidak masuk surga sehingga kalian beriman, dan kalian tidak beriman sehingga kalian saling mencintai Tidakkah aku tunjukan sesuatu yang jika kalian melakukanya maka kalian akan saling mencintai?, sebarluaskan ucapan salam diantara kalian” H.R. Muslim.
Comments
Post a Comment
Please Don't make SPAM HERE !